Jumat, 23 Desember 2011

Burung Branjangan

Burung branjangan merupakan salah satu burung kicauan yang pandai menirukan suara burung lain, meskipun sesungguhnya suara alasan (lagu aseli burung itu di alam) hanya terdiri dari tiga potongan lagu utama, yakni “tit” “cek” atau “cik” dan “tir”. Keistimewaan branjangan yang tidak dimiliki burung lain adalah kemampuannya berkicau sembari hovering (terbang di tempat). Di alam bebas, burung ini suka terbang secara memanjat (terus membumbung ke atas) sembari berkicau sampai tidak terlihat, dan tiba-tiba sudah meluncur sampai di tanah.
Branjangan memiliki kerabat begitu banyak. Termasuk Alaudidae dengan 75 jenis dalam kerabatnya. Burung ini termasuk burung tanah, yang dalam istilah asingnya ’bushlark’ yang artinya burung semak kecil yang periang. Makanan utamanya biji-bijian, padi, serangga, dan pucuk tanaman muda. Jika sudah musim berkembang biak tiba, pada bulan Maret hingga September, dan masa puncak dari mulai Maret sampai Agustus, branjangan cepat sekali melakukan perkawinan dan bertelur hampir tiap bulan.
Di habitatnya branjangan menyukai tempat-tempat yang kering di kawasan tanah gersang atau setengah kering, rumput, stepa, kawasan berbatu karang dan gunung pasir. Biasanya di Jawa jika musim tebang tebu dan musim petik kedelai, branjangan selalu muncul dan membuat sarang di tempat-tempat kering dan bebatuan. Kicauannya yang nyaring dan kadang dengan gayanya yang ngelepr menjadi hiburan tersendiri bagi petani tebu.
Burung branjangan menyukai tempat-tempat yang kering di kawasan tanah gersang atau setengah kering, rumput, stepa, kawasan berbatu karang dan gunung pasir. Burung petengger (passerin) di atas batu ini, berasal dari benua Asia dan Afrika. Di Indonesia branjangan mudah berkembang di daerah Jawa, Irian Jaya, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara dan Bali. Salah satu jenis branjangan yang biasa dikenal di kalangan mania burung di Indonesia adalah Mirafra Javanica.
Apabila anda adalah salah satu penggemar branjangan atau calon penggemar burung yang bernama latin Mirafra Javanica ini, mungkin ada baiknya untuk mengetahui karakteristik atau ciri-ciri branjangan jantan terlebih dahulu. Ini cukup penting karena bagaimanapun juga, hanya branjangan jantan lah yang memiliki kicauan merdu dan kristal. Dan menurut beberapa sumber yang telah terkumpul, ternyata ciri-ciri branjangan jantan tidak terlalu sulit untuk di amati. Apa saja itu? Simak saja catatan singkat cara membedakan branjangan jantan dan betina di bawah ini.
1. Ciri-ciri branjangan jantan
- Bulu di kedua pipi membuka keluar
- Ada bulu halus di dada kalau ditiup
2. Ciri-ciri branjangan betina
- Bulu di kedua pipi cenderung rata dan tidak membuka keluar layaknya branjangan jantan
- Dada branjangan betina mulus tanpa ada tambahan bulu halus
Mungkin ciri-ciri branjangan jantan dan betina diatas masih kurang lengkap. Meski demikian, tidak ada salahnya dicoba ketika kita pergi ke pasar burung atau ke pengepul.
Jikalau kawan-kawan memiliki tips atau cara membedakan branjangan jantan dan betina, mohon jangan sungkan untuk berbagi disini. Semakin banyak ciri-ciri branjangan jantan yang kita ketahui, akan semakin bagus bagi para penghobi agar tidak tertipu ketika ingin membeli.
Ciri-ciri jantan bisa dilihat dari warna tubuhnya coklat agak tajam dan bulunya tebal. Begitu pula warna paruhnya hitam mengkilat. Jika bertemu burung sejenis muncul jambul dikepalanya agak panjang dan lebih gagah.
Branjangan betina warna bulunya agak kusam. Betina juga memiliki jambul, sehingga jangan terkecoh. Bedanya, jambul betina lebih pendek. Volume suaranya sama-sama keras, namun suara betina terputus-putus dan kurang variasinya.
Untuk membedakan jenis kelamin branjangan, bisa juga dilihat dari paruhnya. Pada branjangan jantan, paruh bagian bawah terlihat putih atau terang sementara yang betina terlihat gelap atau hitam atau kecoklatan.
Perawatan Burung Branjangan
-Tempat: Branjangan bisa dipelihara dengan sangkar bulat diamter 25-30 cm dengan panjang atau tinggi antara 60 cm sampai 100 cm. Sementara tenggeran atau pangkringan bisa dibuat dari batu apung dan bagian dasar sangkar diberi bubukan batu bata atau tanah kering yang diayak.
Usahakan pembuatan bubukan dari batu bata yang lunak. Hancurkan, kemudian disaring. Kalau tidak disaring apalagi batu batanya keras, bisa merusak bulu/tubuh burung. Bisa jugta menggunakan debu (tanah yang bersih yang dikeringkan dan dihancurkan halus/disaring).
- Pakan: Sama dengan burung lain pada umumnya, branjangan memerlukan menu pakan yang variatif sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus, selain lengkap nutrisinya seperti protein, karbohidrat, juga lengkap vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari vitamin B) dan Ca-D
Di samping vitamin, perlu juga kecukupan mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan.
Yang termasuk mineral yang diperlukan burung branjangan adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.
Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung branjangan:
  • Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan dengan cara disemprot dengan sprayer asal terlihat basah. Sebelum disempot, bersihkan kotoran yang tercampur dengan bubukan batu bata. Kemudian ganti atau tambahkan pakan branjangan berupa biji-bijian seperti milet, canary seed, jewawut, dan gabah.
  • Bersihkan wadah air minum dan berikan air matang yang sudah dingin sebagai air minum.
  • Berikan jangkrik kecil sebanyak 2-3 ekor pada cepuk EF. Setiap tiga hari sekali, bisa ditambahkan kroto sebanyak satu sendok teh sebagai EF.
  • Penjemuran dapat dilakukan selama 2-3 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran.
  • Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut selama 10 menit, lalu gantang di tempat teduh atau di dalam rumah.
  • Siang hari sampai sore (jam 12.00-15.00) burung dapat dimaster dengan suara master atau burung-burung master.
  • Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali di teras.
  • Berikan jangkrik kecil 2 ekor pada cepuk EF.
  • Jam 18.00 burung dimasukkan ke rumah. Burung tidak perlu dikerodong jika Anda ingin mendengarkan suaranya karena burung branjangan juga suka berkicau di malam hari.
PENTING:
Bubukan batu bata diganti minimal sepekan sekali. Meski tidak perlu dikerodong setiap malam, branjangan tetap perlu dilatih kerodong agar tidak kelabakan ketika suatu saat kita perlu mengerodongnya
< artikel diambil dari : klub burung, omkicau.com >

Incoming search terms:

  • burung branjangan
  • branjangan
  • ciri branjangan jantan
  • jual branjangan
  • cara memilih burung branjangan jantan
  • suara branjangan
  • branjangan jambul
  • branjangan jawa
  • ciri burung branjangan jantan
  • jenis burung branjangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Takut Bertanya dan Berbicara.,.,.,.,.,.,
Luapkankanlah semua isi pikiran & hati anda disini.,.,.,
salam persahabatan.,.,.,.,.!!!!!!!!!!!!